𝐎π₯𝐞𝐑 : π‘πšπ­π’π‘ 𝐏𝐫𝐚𝐦𝐞𝐬𝐰𝐚𝐫𝐲

BERITABANGKA.COM – Mengenal paradigma yang lekat dengan sosok proklamator negeri ini, siapa lagi jika bukan Ir. Soekarno. Bapak proklamator bangsa Indonesia ini menjadi tokoh sentral pada zamannya, lantaran beliau menjadi salah satu orang yang memiliki cara pandang dan mampu berpikir rasional. Bung Karno seorang nasionalis sejati, orator ulung, serta pemimpin visioner dan revolusioner. Sehingga jejak perjuangannya akan selalu dikenang dari masa ke masa.

Melalui sepak terjangnya untuk Indonesia, Bung Karno telah menitipkan spiritnya kepada generasi selanjutnya agar membawa Garuda Indonesia pada konsep berdikari (berdiri di kaki sendiri) dalam setiap lini kehidupan bangsa dan negaranya.

Bapak penyambung lidah rakyat ini menginginkan agar negara yang pernah diperjuangkannya bersama rakyat, mampu menjadi sebuah negara yang mandiri, tangguh dan tidak bergantung pada bangsa lain.

Ketiga paradigma tadi telah terangkum menjadi satu-kesatuan dan tidak terpisahkan dalam β€œTrisakti”, yang menjadi pilar, pondasi atau prinsip untuk negara ini dalam upaya menyongsong Indonesia berdikari.

Dalam mencapai asa itu, tentu tak semudah seperti yang dibayangkan. Pemimpin negara harus membuat kebijakan dalam mewujudkannya, misal memperhatikan petani kita, sebagai pelaku dalam memasok bahan makanan.

Seperti yang saat ini sudah berjalan, dimana Presiden Jokowi telah mengerahkan seluruh jajarannya, baik di pusat maupun daerah guna mendorong seluruh elemen masyarakat dari berbagai bidang untuk bergerak dan saling berkolaborasi, demi terwujudnya kedaulatan pangan.

Seperti jajarannya di provinsi Jawa Tengah, yang pernah di komandoi oleh Ganjar Pranowo. Gubernur dua periode ini telah banyak mencetak gol, dalam upaya menjadikan kawasan padat penduduk itu sebagai wilayah yang mampu membangun kemandirian pangan.

Lewat kayuhannya yang terus gaspol dalam menggenjot progress ketahanan pangan di Jawa Tengah, pada akhirnya membuahkan hasil yang sempurna. Tengok saja keberhasilan swasembada beras di Jawa Tengah, begitu melimpah ruah hasil bumi disana. Dari kesuksesan Ganjar yang mengajak segenap rakyatnya untuk bergotong royong, membuat Jawa Tengah dijuluki sebagai lumbung padi terbesar se-nasional.

Kepedulian Ganjar pada pemenuhan kebutuhan pangan domestik memang tak pernah luput dari konsennya, sebab itulah komitmen Ganjar kepada nusa dan bangsanya, ingin meningkatkan produktivitas yang dihasilkan dari para petaninya.

Tentu di balik keberhasilan tersebut tidak datang secara instant, butuh perjalanan yang harus di lewati sebelum sampai pada tujuan. Seperti halnya lumbung pangan di Jawa Tengah tadi, banyak kelak-kelok yang perlu ditempuh guna terwujudnya lumbung beras raksasa.

Dalam penanaman benih, sudah pasti membutuhkan perawatan, baik dari asupan serta pemeliharaannya. Pun dengan padi, yang musti memperhatikan pertumbuhan serta gizinya.

Meskipun tanaman, tapi mereka (tumbuhan) sama layaknya manusia yang perlu nutrisi supaya tumbuhnya maksimal. Tanaman biasanya selalu membutuhkan adanya pupuk guna menyuburkan tanah tempat para akar mengalirkan kebutuhan asupannya, sampai ke seluruh organ yang ada.

Pupuk menjadi keluhan para petani di seluruh daerah. Tak jarang, banyak petani yang gagal panen lantaran ketiadaan pupuk sebagai pondasi dalam pertanian. Tapi beruntungnya, hal semacam itu tidak terjadi di Jawa Tengah. Semasa menjadi Gubernur, Ganjar sudah berkomitmen terkait ketersediaan pupuk agar tetap terjaga.

Supaya merata pendistribusian pupuknya, dengan kreatif Ganjar memberlakukan program Kartu Tani. Tujuan dari adanya kartu tersebut guna mengontrol penyaluran pupuk agar tepat sasaran, serta pasokan pupuk terpenuhi. Menariknya, program Kartu Tani yang digagas Ganjar menjadi kebijakan terbaik nasional. Hal tersebut terjadi dikarenakan Jawa Tengah mampu mengintegrasikan kartu tersebut secara efektif dan tepat.

Begitulah Ganjar, seorang pemimpin cerdas, berintegritas yang selalu bisa mengimplementasikan ide-ide inovatifnya menjadi sebuah kebijakan dan program bermanfaat bagi rakyatnya.

Selain lumbung pangan berupa beras, Ganjar juga masif mendorong rakyatnya supaya berkontribusi dalam upaya menciptakan lumbung pangan berupa singkong, yang akan di olah menjadi beberapa bahan makanan pengganti gandum. Tahu sendirikan jika gandum memang tak bisa tumbuh optimal di kawasan tropis. Demi menutup kebutuhan akan gandum, negara kita harus sering melakukan impor.

Kendati demikian, sebenarnya Indonesia mampu membuat replikasi gandum menggunakan singkong. Seperti yang sudah dilakukan Ganjar di Jawa Tengah, tepatnya di Banjarnegara. Di kawasan tersebut, Ganjar bersama masyarakat telah mengembangkan olahan berbahan dasar singkong menjadi tepung mocaf.

Dari kegiatan tersebut membuat roda perekonomian rakyat di Jawa Tengah terus berputar, karena orderan demi orderan mocaf terus bergulir dari waktu ke waktu. Bahkan dalam tiap bulan, Banjarnegara sebagai pengolah mocaf harus menyediakan setidaknya 100 ton mocaf, guna memenuhi kebutuhan dalam negeri serta ekspor ke Mancanegara.

Dua hal diatas (lumbung beras dan lumbung singkong) menjadi perwakilan atas kesuksesan Ganjar dalam menciptakan kedaulatan pangan, melalui pembangunan lumbung pangan sendiri.

Strategi Ganjar dalam upaya mensejahterakan petani serta mewujudkan ketahanan pangan juga didorong dengan gerakan 1.000 embung. Keberadaan perairan yang memadai juga akan semakin membantu terwujudnya ketahanan pangan nasional. Kini, sudah terbangun 1.135 embung yang tersebar ke berbagai titik di Jawa Tengah. Dengan begitu, petani tak perlu lagi merasa khawatir akan kebutuhan air untuk sawahnya.

Kesungguhan Ganjar dalam meningkatkan efektivitas lumbung pangan, membuatnya semakin termotivasi untuk terus menggenjot diversifikasi pangan bersama tuannya. Dan kini, Jawa Tengah telah memiliki 282 desa mandiri pangan. Maka, potensi bagi desa rawan pangan akan mulai terkikis dan berkurang.

Sejatinya proses tak akan menghianati hasil. Dan itu telah dibuktikan Ganjar melalui kegetolannya dalam membangun ketahanan pangan di Jawa Tengah.

Dari sini bisa di lihat, apabila Ganjar sudah cukup lihai dan berpengalaman guna mewujudkan cita-cita serta harapan para pendiri bangsa untuk berdikari dalam perekonomian. Karena Ganjar telah memiliki bekal ilmu dalam merealisasikannya.

Dan itu juga di dukung dari keyakinan Presiden Jokowi kepada Ganjar, kala menghadiri Rakernas IV PDI-P kemarin. β€œDan saya yakin, pak Ganjar mampu menyelesaikan ini (kedaulatan pangan).”