Menginjak usia ke-17 Kabupaten Bangka Selatan layanan dasar berupa pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Bangka Selatan (Basel) kepada pasien dinilai belum memuaskan dan bisa dibilang letoi.

Letoinya kinerja RSUD Basel salah satunya disebabkan dugaan adanya  ‘kolaborasi apik’ oknum di RSUD yang memanfaatkan lemahnya pengawasan untuk kepentingan pribadi dan kelompok.

Akibatnya salah satu ‘penyakit akut’ yang diderita RSUD Basel yang sering tidak ada persediaan obat yang dibutuhkan pasien terus terjadi.

Salah satu kasus dialami Yusuf (40), warga Tikung Maut Toboali. Saat itu Yusuf hendak mendaftarkan istrinya, Resi (34), untuk berobat ke spesialis penyakit dalam, dr. Arief Budiman.

Bukannya dapat layanan prima, Yusuf malah mendapat perlakuan yang agak kurang mengenakkan dari salah satu oknum petugas loket.

Menurutnya, oknum yang bertugas di loket pendaftaran itu mengatakan bahwa dokter spesialis penyakit dalam, dr. Arief Budiman sudah tidak ada ditempat sedari pukul 10.00 WIB. Alasannya dokter spesialis itu sedang ada tugas luar.