2 dari 2 halaman

“Saya akan cek terus ini karena dengan penerapan PSBB dari beberapa provinsi, beberapa kabupaten/kota, memang saya mendengar ada satu atau dua yang sudah mulai terganggu,” kata Presiden.

Sementara itu, Kepala Negara berpendapat bahwa manajemen pengelolaan beras yang baik menjadi kunci penting dalam mengantisipasi potensi kelangkaan pangan yang dilaporkan oleh Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) PBB. Maka itu Presiden sekali lagi meminta jajarannya untuk turut memperhitungkan ketersediaan stok beras termasuk stok yang ada di masyarakat, penggilingan, gudang, dan Bulog.

“Kita berharap puncak panen raya di bulan April ini produksi beras kita, kemarin saya mendapat laporan, bisa mencapai 5,62 juta ton. Ini sangat bagus dan saya juga minta Bulog untuk tetap membeli gabah petani dengan insentif harga yang layak, dengan fleksibilitas yang memadai,” tuturnya.

“Juga tolong dikalkulasi kemungkinan terjadi kemarau panjang di 2020 ini. Walaupun prediksi BMKG tidak ada cuaca yang ekstrem, namun tetap harus diwaspadai terutama yang berkaitan dengan ketersediaan beras nasional kita,” imbuh Presiden.

Terakhir, Presiden Joko Widodo menginstruksikan agar aktivitas produksi komoditas pangan dapat tetap berjalan normal di tengah kebijakan tanggap darurat dan pembatasan sosial berskala besar di sejumlah daerah.

“Tentu saja dengan menerapkan protokol kesehatan yang baik. Program stimulus ekonomi juga harus bisa menjangkau yang berkaitan dengan produksi beras kita yang artinya turut menjangkau petani kita,” tandasnya.