Tolak rencana PT. Timah beroperasi di perairan Desa Belo Laut, ratusan warga datangi gedung Sriwijaya Unit Metalurgi (Unmet) Muntok, Kompleks Peltim, Senin (24/8/20) pagi.

Ratusan warga yang datang hari ini berasal dari beberapa Dusun yang ada di Desa Belo Laut, menolak rencana beroperasinya Kapal Induk Produksi (KIP) diperairan desa mereka.

Beberapa perwakilan warga diterima Kepala Unit Penambangan Laut Bangka (UPLB), Rian , untuk audensi di dalam Gedung Sriwijaya dan dihadiri Forum Komunikasi Pimpinan Kecamatan (Forkopimcam).

Disampiakan Camat Muntok, Sukandi, sebenarnya warga yang diundang dalam audensi tersebut hanya beberapa orang saja, namun yang datang ratusan warga.

“Ada missunderstanding di surat yang kita terima di Camat dan Forkompimda termasuk di lampiran ke 12, masyarakat nelayan Belo Laut, itu mungkin dianggap mereka diundang juga. Padahal kan untuk lima atau sampai 10 orang perwakilan,” kata Sukandi.

Sedangkan pertemuan tersebut dikatakan Camat, PT. Timah ingin mendengarkan aspirasi masyarakat setempat sebelum mengoperasikan KIP.

“Sebenarnya dalam rangka sosialisasi. Artinya PT. Timah mereka punya lahan ada IUP-nya mereka mau nurun Kapal Isap. Nah prosedurnya sebelum turun mereka sosialisasi dulu. Bagaimana maunya masyarakat,” tuturnya.

Sukandi membeberkan, dari hasil pertemuan di Gedung Sriwijaya tersebut, masyarakat pada dasarnya menolak KIP didesanya, walaupun alasan penolakannya belum jelas.

“Intinya menolak tapi alasan menolaknya itu apa. Tapi untuk sosialisasinya mereka mau, siap dengar apa pun. Tapi PT. Timah nggak mau melanjutkan, mengingat situasi masyarakat seperti itu,” tukas Sukandi.

Dilanjutkan Sukandi, kedepannya PT. Timah akan mengagendakan kembali pertemuan dengan masyarakat Desa Belo Laut. Namun sesuai permintaan warga, pertemuan tersebut digelar di desa mereka.

“Kita akan ikut kemauan mereka. Karena kalau diundang di Muntok mereka nggak akan hadir. Nanti semua PT. Timah yang ngatur, tapi karena Belo masuk masyarakat kita, kita akan dengarkan aspirasi mereka,” ungkapnya.