5 dari 5 halaman

Pollster mengumumkan hasil polling secara terbuka untuk mengundang bandwagon effect, dukun membisikan wangsit dengan senyap agar kuat bertuah dan barokah. Pollters memakai multistage random sampling dan wawancara untuk memperoleh data, dukun menggunakan media roh-roh dan tirakat agar mendapat ilham.

Pollster memberi saran-saran strategis kampanye dan pemenangan, dukun menancapkan susuk dan minyak kuyang bagi semakin bersinarnya penampilan kandidat. Pada akhirnya, kandidat dan tim sukses mendengarkan nasihat pollsters dengan kritis, namun juga menghayati nasihat dukun dengan takzim dan patuh.

Seorang dukun lokal yang tinggal di Sidoarjo, mbah Lim, kakek berusia 62 tahun, mengaku bahwa hampir semua kliennya adalah politisi. Mbah Lim adalah dukun dengan spesialisasi memberi jasa “mengawal” kandidat dalam Pilkada dengan wilayah operasi tidak hanya di Jawa Timur, tapi juga mencakup Jawa Tengah dan Jawa Barat.

“Saya diminta untuk memberi hiasan dan ‘memagari’ kandidat dan keluarganya dari santet dan gangguan lawan-lawan politiknya dalam Pilkada… sejak Pilkada bergulir, saya sibuk sekali dan akhirnya memutuskan pensiun dini dari BUMN, karena permintaan mengawal Pilkada sangat tingi dan ternyata lebih menjanjikan.” ungkap mbah Lim.

Pada salah satu Pilkada di Jawa Barat beberapa waktu lalu, mbah Lim menjalani ritual 21 hari penuh di Gunung Galunggung dari masa kampanye sampai hari pencoblosan berakhir (wawancara penulis dengan Mbah Lim, 17 Januari 2012).

Elma Tiara Elbar, antropolog pengamat praktik perdukunan, menyampaikan bahwa peran dukun dalam kontestasi politik sudah jauh, bahkan merambah sampai ke Tempat Pemungutan Suara (TPS) di banyak Pilkada. Empat tahun lalu, pada pemilihan kepala daerah di kabupaten Gunung Mas, Kalimantan Selatan, dukun beroperasi langsung di TPS.

Ketika di hari “H” pencoblosan, saat KPPS (Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara) menyelenggarakan pencoblosan di TPS, Pollster melakukan proses hitung cepat (quick count) dan exit polls, pada saat yang sama dukun juga melakukan pengamanan TPS dari kemungkinan penggunaan sihir untuk mengubah hasil coblosan di kartu suara. Malam hari sebelum TPS digunakan, dukun mengelilingi TPS dan menabur beras.

Penulis: Agus Trihartono 

Kyoto Review of Southeast Asia. Issue 12 (September 2012). The Living and the Dead

Referensi

Vatikiotis, Michael. Farewell to the Smiling General Reflections on Soeharto,” Global Asia, vol. 3, no. 1, Spring 2008

Catatan Redaksi: artikel ini telah terbit di kyotoreview.org dengan judul Dukun dan Politik di Indonesia.