2 dari 3 halaman

Kegiatan ini dihadiri oleh beberapa narasumber, yaitu Kelompok Ahli Gubernur Bali Bidang Pariwisata Cipto Aji, Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Nusa Tenggara Timur Wayan Darmawan, Gunawan, Kelapa Balai Taman Nasional Wakatobi Darman, CEO Sustainable Management Group David Makes, dan Guru Besar dan Tenaga Ahli Pusat Studi Pariwisata Universitas Gajah Mada (UGM), Prof. Dr. M. Baiquni, M.A.

Kelompok Ahli Gubernur Bali Bidang Pariwisata, Cipto Aji Gunawan mengatakan bahwa Indonesia mendapat predikat terbaik dalam kategori marine tourism. Hal ini dapat dilihat dari pusat terumbu karang dunia yang 65 persen dimiliki oleh Indonesia.

“Pusat terumbu karang menjadi penting karena memberikan kontribusi yang cukup besar bagi sektor pariwisata. Ada tiga jenis wisata yang terkait dengan terumbu karang yaitu wisata diving snorkling atau sering disebut wisata bawah air, lalu wisata memancing, dan pusat surfing dunia. Oleh karena itu, tidak bisa disanggah bahwa marine tourism Indonesia memang unggul,” ujar Cipto.

Cipto melanjutkan, untuk wisata surfing terdapat 52 lokasi di Indonesia. Lalu, terdapat 68 lokasi untuk wisata diving. Terakhir, terdapat 20 lokasi wisata memancing. “Lokasi tersebut kemungkinan akan bertambah dikarenakan adanya pembukaan destinasi wisata baru.

Untuk itu, kita perlu membuat suatu pemetaan terbaru terkait dimana saja lokasi destinasi wisata yang dapat kita kembangkan lagi serta menjadikan lokasi tersebut sebagai sustainable tourism,” kata Cipto.

Hal senada juga disampaikan Kelapa Balai Taman Nasional, Wakatobi Darman, bahwa Indonesia merupakan salah satu segitinga terumbu karang dunia. Destinasi wisata yang memiliki potensi terumbu karang yakni di Wakatobi, karena memiliki luas terumbu karang 54,500 hektare.

Selain itu potensi sumber daya alam lainnya yang ada di Wakatobi, antara lain mangrove, habitat penyu, ekosistem lamun, habitat burung pantai, habitat mamalia laut, dan ikan ekonomis.