Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Suahasil Nazara mengungkapkan pentingnya peranan teknologi informasi inklusi keuangan dalam program percepatan pemulihan ekonomi nasional (PEN). Hal itu dsampaikannya pada acara diskusi publik yang diselenggarakan oleh Forum Indonesia Fintech Society (IFSoc) dengan tema “Peranan Fintech dalam Transformasi dan Pemulihan Ekonomi Nasional”, secara virtual pada Senin (09/11).

“Anggaran PEN sebesar Rp695 triliun kita siapkan untuk belanja menangani Covid. Belanja untuk menangani Covid ini kita bagi dalam 6 bidang pengeluaran yang kita gunakan yaitu kesehatan, perlindungan sosial, sektoral, UMKM, korporasi dan insentif usaha. Sebagian besar dari seluruh pengeluaran ini kita jalankan dengan menggunakan teknologi informasi,” jelas Wamenkeu.

Wamenkeu mengambil contoh penggunaan teknologi informasi pada pelaksanaan program kartu prakerja yang merupakan bagian dari program perlindungan sosial. Sebagian besar masyarakat yang menjadi pengguna Kartu Prakerja sebelumnya tidak memiliki rekening di bank.

Namun sekarang mereka wajib memiliki rekening di bank karena itu adalah salah satu syarat untuk bisa mengikuti program ini. Demikian pula dengan Program Keluarga Harapan (PKH). Para penerima bansos juga wajib memiliki rekening bank karena salah satu cara penyalurannya adalah melalui rekening penerima langsung.

“Lalu pemerintah juga menjalankan bantuan presiden untuk usaha produktif yang salah satu prasyaratnya adalah memiliki rekening koran, sehingga bisa disalurkan lewat rekening perbankan,” tambah Wamenkeu.