BERITA BANGKA.COM, KELAPA–

Arpan (59) warga Desa Tuik, Kecamatan Kelapa, selama lebih 15 tahun dirinya menggeluti profesi sebagai pembuat kopi simpar. Yang diyakini oleh warga Desa Tuik khasiatnya bisa menambah stamina tubuh.

Menurut Arpan, dengan mengkonsumsi kopi simpar setiap hari, bisa membangun sistem metabolisme tubuh untuk menangkal radikal bebas dan penambah tenaga.

IMG20211106102623 scaled

Selain jadi pembuat kopi simpar, Arpan juga kesehariannya jadi petani gula aren (gula kabung). Arpan menjelaskan, prosesi pembuatan kopi simpar, menggunakan bahan baku tetesan air aren yang ditampung dalam ember.

“Tampungan setiap tetesan sendiri dalam satu malam menghasilkan 9 liter dan untuk pagi sampai siang sekitar 4 liter dan untuk saat ini yang dikelola sekitar 5 Batang Kabung,” jelas Arpan yang juga menjabat sebagai ketua RT 003 Desa Tuik.

Dikatakan oleh Arpan, sebelum menampung, setiap tetesan air aren. Dia akan memberikan potongan daun manggis yang diletakan didalam ember guna mempertahankan suhu didalam ember tersebut, supaya tetap dingin.

“Setelah tepat pada waktunya langsung diambil, dan diganti dengan wadah baru yang berisi air Simpar langsung bawa pulang serta disaring setelah disaring langsung direbus jika telah mendidih langsung tuangkan kedalam gelas yang sudah diberi bubuk kopi secukupnya,” kata Arpan.

Selanjutnya, Arpan mengemukakan trik agar kopi simpar bisa lebih nikmat, bisa melakukan hal ini.

” jika dalam pembuatan air simpar tersebut terlalu panas, lalu gunakan air simpar yang dingin dan akan menghasilkan rasa kopi yang berbeda dengan kopi-kopi lainnya,” tukasnya.

Sementara, Sudarman (39) yang bertugas sebagai pemandu, mengatakan, tingkat penjualan air simpar yang digunakan untuk pembuatan kopi simpar, sudah mencapai ke luar kota dan daerah.

“Penjualan sudah sampai Bangka Barat, Pangkal Pinang bahkan sudah keluar dari Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, sampai ke Jawa dan Lampung. Penjualan dalam literan, yang dikemas dibotol 1 liter, masih dalam bentuk air Simpar mentah sekitar 50 ribu/ liter,” kata Sudarman.

“Misalkan ada yang mau beli harus mesen dulu, dan nanti dianter (secara COD, red), untuk saat ini masih terkendala dalam pemasaran, karena tidak ada yang memasarkan dikarenakan kesibukan sehari-hari jadi tidak bisa memasarkan, apalagi sinyal di wilayah juga susah dikarnakan tidak ada tower pemancar,” pungkasnya.