TOBOALI – Jika bertandang ke ujung selatan Pulau Bangka jangan lupa untuk singgah menikmati sajian kopi seduh khas kota Toboali. Ditempat ini biasanya warga Toboali sebelum memulai aktifitas rutinnya selalu bersantai sembari bertukar informasi menarik.

Tentu warkop ini recommended buat sahabat BB.com

Warkop (warung kopi) Ajang buka mulai pukul 04:00 WIB dinihari dengan puncak ramai pengunjung pada pukul 09:00 WIB pagi hingga siang hari. Dilanjutkan buka sore hari pada pukul 17:00 WIB dan tutup pukul 23:00 WIB.

Yang datang kesini dominan dari berbagai kalangan. Dari kalangan atas hingga kalangan bawah dan tentunya penikmat kopi disini tidak mengenal kasta.

Kebiasaan penikmat kopi yang datang rata rata murni menikmati secangkir kopi dengan sejuta cerita mereka masing-masing. Ada cerita politik, ada cerita ngakel (bohong, red), ada cerita debat, dan ada cerita keseharian tanpa sandiwara.

Pemilik Warkop Ajang Aloi mengatakan, bisnis warkop ini merupakan bisnis turunan keluarga yang digeluti awal oleh orang tua nya sejak tahun 1964.

“Warkop ini berdiri sejak 1964 dan saya merupakan keturunan kedua dari orang tua saya, sudah bertahun tahun melakukan bisnis ini, tentunya dengan pelanggan setia sudah tentu berbagai kondisi sudah kita jalani,” ujarnya.

Aloi menjelaskan rahasia menarik dari kopi enak atas seduhan itu sendiri merupakan rumus dan cara turunan dari orang tuanya menghantarkan keberhasilan Warkop Ajang hingga saat ini.

“Kopi kita menggunakan kopi lokal. Itu rahasia kita melakukan racikan khusus agar kopi yang kita sajikan kepada pelanggan setiap hari masuk ke selera pelanggan, dan tentunya itu ilmu turunan yang diajarkan oleh orang tua saya, cita rasa yang tersaji setiap harinya tidak boleh berubah,” ungkap Aloi.

Usaha berproses tidak instan

Pahit manis bagai rasa kopi pun pernah dialami Aloi beserta keluarganya, berpindah tempat usaha pernah tiga kali dilakoni oleh mereka selama berusaha.

“Kita tidak langsung sukses, berpindah pun sudah pernah dialami pindah pertama pernah menempati dekat 17 petak toko pada tahun 1993, karena petak pasar kebakaran kita pindah ke sampingnya hingga terakhir disini, dibangunan tua ini,” tutur Aloi.

Aloi berharap atas keberadaan Warkop nya dapat mengharmoniskan silaturahmi antar masyarakat di seluruh lapisan, agar semakin erat terjalin hubungan emosional secara rukun dan damai.

“Seperti rasa kopi inilah, kebaikan hantar masyarakat Toboali selalu terjalin hubungan harmonis, selalu rukun dan damai, jangan mau dipecah belah oleh orang yang menginginkan masyarakat kita pecah belah,” pungkasnya.