TOBOALI – Kegiatan jasa konstruksi fisik revitalisasi pasar rakyat, di pelataran parkir Terminal Toboali, Bangka Selatan (Basel) dengan nomor kontrak 01/SPK -KONSTRUKSI-PASAR/DKUKMINDAG/TP-APBN/2022 tetap berlanjut walaupun terdapat banyak kendala.

Pengawas pekerjaan Hendri mengatakan, proyek itu dimenangkan oleh perusahaan luar Basel. Dengan nilai kontrak hampir 3 miliar rupiah optimis selesai pada tanggal sebelum 30 Desember 2022 nanti.

“Dengan nilai kontrak 2.708.165.440 rupiah, oleh pelaksana proyek CV. Kenanga Melati dengan alamat perusahaan di Depati Hamzah, Kota Pangkal Pinang, Bangka Belitung. Mulai pekerjaan 28 Juli 2022 optimis selesai pada tanggal 30 Desember 2022,” katanya kepada wartawan di lokasi pekerjaan, (24/11).

IMG 20221124 1543041669290057673

Pria yang keseharian disapa Hen itu menjelaskan, pekerjaan terhitung 150 hari kerja pada kalender yang di awasi langsung oleh Kejari Bangka Selatan.

“Pekerjaan terhitung 150 hari kalender dan kegiatan ini didampingi oleh Tim Pengawasan Proyek Strategis (PPS) Kejaksaan Negeri Bangka Selatan,” ujarnya.

IMG 20221124 155437 scaledTampak depan pasar Terminal Toboali, (Try Sutrisno/Berita Bangka.com)

Namun Hendri sebagai pengawas pekerjaan berdalih mengatakan, begitu banyak kendala atas pekerjaan itu. Yang jelas akan berpengaruh langsung pada penyelesaian.

“Kalau kendala setiap pekerjaan apapun tetap ada. Namun sejauh ini masih lancar walaupun banyak barang hilang, dan peralatan lainnya juga hilang,” dalihnya.

Ditambahkan olehnya, alasan lain pekerjaan ini agak tersendat lantaran pada pagi hari para pekerja tidak bisa melakukan pekerjaan seperti biasa.

“Pagi kita tidak bisa bekerja karena keadaan pasar lagi ramai ramainya, para pedagang lalu lalang,” ujarnya, Kamis (24/11/22).

Pernyataan Hendri dibantah Pekerja

IMG 20221124 155035 scaledMarwanto, tukang tiang (Try Sutrisno/Berita Bangka.com)

Namun berbeda lagi dengan penjelasan salah satu pekerja bangunan pada proyek itu. Marwanto (45 tahun) asal Purworejo, Jawa Tengah, membantah, apa yang disampaikan oleh pengawas pekerjaan Hendri itu tidak benar, atas pernyataannya bahwa pekerjaaan pada pagi hari tidak bisa dilakukan akibat ramai aktifitas para pedagang.

“Bisa kerja, tapi didalam, tidak berpengaruh pada pekerjaan. Dan kita tidak sanggup lagi lembur karena capek kerja dari pagi. Dan malam kita istirahatlah,” ucap tukang tiang itu.

Honor yang didapat pekerja perhari dihargai 160 ribu rupiah. Dan apabila lembur mendapat imbalan yang sama. Dan mereka (pekerja) tidak terikat terhadap perusahaan.

“Disini bebas, mau lembur atau tidak yang jelas kalau kerja digaji,” ungkapnya.

Ia pun berharap pekerjaan ini selesai tepat waktu dan kualitas pekerjaan sesuai dengan harapan, sehingga hasil dari pekerjaan tidak merugikan negara.