PANGKALANBARU – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bangka Tengah (Bateng) melalui Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan Kabupaten Bangka Tengah menggelar Sosialisasi dan Pemberdayaan Masyarakat, Terkait Penyediaan Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik, bertempat di Hotel Soll Marina, Selasa (18/07/2023).

Kegiatan ini diikuti Kepala Desa dan Lurah se-Kabupaten Bangka Tengah dengan tujuan akselarasi program sistem pengelolaan air limbah dosmetik untuk mencapai tatanan permukiman dan fasilitas umum guna mencapai kota yang sehat, serta menangani stunting.

Hadir mewakili Bupati Bangka Tengah, Pittor selaku Asisten Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Bateng, mengatakan pembangunan akses sanitasi menjadi salah satu prioritas Pemerintah Kabupaten Bangka Tengah.

Dikatakannya bahwa saat ini akses sanitasi air limbah dosmetik Bangka Tengah sudah mencapai angka 96,20 persen dengan rincian 91,02 persen adalah akses dasar/layak dan 5,06 persen adalah akses aman dan masih ada 3,80 persen yang belum memiliki akses.

“Kondisi akses sanitasi layak di Bateng, sebetulnya sudah cukup tinggi, yakni 96,20 persen, namun perlu ditingkatkan hingga 100 persen,” ucap Pittor.

Air limbah dosmetik merupakan air limbah yang berasal dari usaha dan kegiatan pemukiman, rumah makan, perkantoran, perniagaan, dan lainnya. Menurut Pittor, air limbah dosmetik merupakan salah satu bagian dari sanitasi yang harus diselesaikan Pemerintah Kabupaten.

“Kita ingin dari kegiatan sosialisasi ini, pengetahuan yang didapat para Kades bisa disampaikan ke masyarakat di masing-masing desa untuk lebih bijak dalam mengelola air limbah dosmetik, baik itu yang berasal dari kakus maupun non kakus. Air limbah yang kita maksud berasal dari aktivitas rumah tangga, seperti bekas cuci piring maupun limbah dari dapur dan lainnya,” jelasnya.

Harapannya, air limbah tidak dibuang sembarangan, karena dikhawatirkan dapat mencemari air bersih dan dampak negatif lebih lanjut, menyebabkan penyedian air bersih bagi masyarakat jadi terganggu.

“Kalau air limbah tidak dikelola dengan baik, bisa meningkatkan kasus stunting di Bateng ini. Untuk itu, para Kades dapat melakukan pembinaan dengan menghimbau masyarakat lebih peduli dalam pengelolaan air limbah, baik dari limbah kakus maupun limbah air cuci piring dan lainnya,” tutupnya.