TOBOALI, BERITABANGKA.COM – Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Bangka Selatan melalui Kepala Bidang Pengendalian dan Penanggulangan Penyakit, Slamet Wahidin menyebutkan, jumlah orang dalam gangguan jiwa (ODGJ) atau orang gila di Bangka Selatan meningkat pada tahun 2023.

“Jumlah total ODGJ Bangka Selatan sebanyak 378 terbanyak di Toboali sebanyak 136 orang dan sisanya di tempat lain masuk Bangka Selatan,” ujar Kabid P2P, Slamet Wahidin.

Sementara dijelaskannya, untuk tempat lain tersebar ODGJ yakni di Rias 23, Tiram 18, Air Gegas 50, Air Bara 20, Payung 29, Simpang Rimba 62, Batu Betumpang 17, Tanjung Labu 13, Pongok 10.

Untuk prinsip penanganan kesehatan ODGJ sendiri. Puskesmas terdekat wajib memberikan layanan kesehatan. Dan memberikan pemahaman serta edukasi terhadap keluarganya, bahwa untuk menangani keluarga yang terdeteksi gangguan jiwa tidak harus ke RSJ (rumah sakit jiwa).

“Ketika ada odgj diwilayah itu, Puskesmas wajib memberikan layanan, kontrol dan penanganan pengobatan jadi tidak perlu ke rumah sakit jiwa karena jarak jauh dan terkendala biaya terkadang keluarga menjadi enggan untuk konsultasi,” tukas Slamet.

Ia menyebutkan, rata rata penyebab utama odgj adalah dari konflik keluarga, masalah yang tidak terungkap sehingga depresi, serta faktor lainnya.

“Rata rata penyebab dari keluarga atau tekanan psikologis, keluarga itu ada menyimpan sesuatu atau dia itu depresi sehingga tidak terbendung lagi,” tutur Slamet.

Tak hanya itu tambahnya, Dinkes juga berkolaborasi dengan Dinsos guna penanganan orang gila yang tersebar di Bangka Selatan.

“Koordinasi juga dengan dinas sosial sudah kita lakukan tim terpadu dan kita langsung masuk ke daerah daerah untuk mendata,” tukasnya.

“Kita himbau untuk keluarga jangan lupa memberikan perhatian terhadap keluarga yang sudah mengalami depresi odgj, lantaran Puskesmas saat ini sudah melayani pengobatan untuk itu, jadi jangan takut untuk membawa keluarganya ke Puskesmas terdekat,” pungkas dia.