BERITABANGKA.COM – Seperti diketahui – Israel berkuasa atas ruang udara di langit Gaza dan garis pantainya, serta memiliki otoritas atas keluar dan masuknya orang dan barang melalui perbatasannya.

Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant, mengatakan bahwa ia telah memerintahkan “pengepungan total” di Jalur Gaza. Israel telah menghentikan pasokan listrik, air, makanan dan bahan bakar ke Gaza.

Selama ini, segala pasokan kebutuhan pokok warga Palestina sangat bergantung dari perizinan Israel, termasuk bantuan luar negeri.

“Sebelum perang pun keadaan di Palestina sudah mengerikan… Jadi sekarang yang dilakukan Israel membuat situasi makin mengerikan dan menyedihkan,” kata peneliti politik Timur Tengah BRIN, Nostalgiawan Wahyudhi.

Saat ini koridor bantuan internasional, salah satunya hanya bisa dilakukan Mesir yang juga memiliki otoritas keluar masuk orang dan barang dari perbatasannya ke Jalur Gaza.

“Dengan Hamas secara spesifik Indonesia belum punya hubungan diplomatik yang sedemikian kuat,” lanjut Nostalgiawan.

Indonesia – sama seperti negara Islam lain yang tak memiliki hubungan diplomasi yang kuat dengan Hamas-Israel – bisa melakukan tekanan ke Dewan Keamanan PBB agar mengadakan rapat darurat, kata Nostalgiawan.

“Dewan Keamanan PBB bisa akses lebih cepat. Desakan itu perlu dilakukan negara-negara Muslim, yang tidak memiliki hubungan diplomatik resmi seperti Indonesia ke Israel,” katanya.

Selain itu, negara yang menjadi kunci lain dalam menurunkan eskalasi Hamas-Israel adalah Saudi Arabia. Sejauh ini, terjadi penjajakan normalisasi antara negeri itu dengan Israel. Dengan hubungan ini, justru memudahkan pembicaraan kedua negara.

“Jadi hal-hal diplomatis, Saudi mendorong Israel melakuan gencatan senjata, dan membicarakan pertukaran tahanan, mengembalikan normalisasi stok listrik dan air terhadap Palestina bisa dilakukan,” kata Nostalgiawan.

Sebelumnya, Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman telah berdiskusi melalui sambungan telepon dengan Presiden Palestina, Mahmoud Abbas.

Dalam pembicaraannya, pangeran Saudi itu mengaku telah mengerahkan semua upaya untuk menghentikan eskalasi yang sedang berlangsung, sebagaimana dilaporkan Kantor Berita Arab Saudi, SPA.

Kekhawatiran kemunculan ‘lone-wolf’ di Indonesia

Di luar upaya bantuan kemanusiaan dan diplomasi meredakan eskalasi Hamas-Israel, muncul kekhawatiran peristiwa ini bisa memicu ‘lone-wolf terorism’ – istilah teroris yang bergerak secara individu – di Indonesia.

Pengamat intelijen dan terorisme dari UI, Ridwan Habib menilai perang dilakukan kelompok militan Hamas dapat menginspirasi individu radikal yang ingin melakukan ‘jihad’.

Keberadaan individu ini bahkan sulit terpantau intelijen karena tak memiliki pemimpin dan jaringan.

“Ini yang berbahaya, karena kita tidak bisa tahu di mana dia. Siapa dia, dan mau apa,” katanya.