Kategori: Bangka Tengah

Benih Bawang Merah Agak Mahal, BPTP akan Inisiasi TSS di Bateng

Bagikan

Kabupaten Bangka Tengah (Bateng) merupakan salah satu kawasan pertanian nasional yang telah ditetapkan dengan Keputusan Menteri Pertanian No. 472 / Kpts / RC.040/ 6/ 2018 tentang lokasi pertanian nasional khususnya komoditas bawang merah, cabai dan jeruk.

Komoditas Bawang Merah merupakan salah satu komoditas yang prospektif dan mempunyai nilai ekonomis yang tinggi di Bangka Belitung. Saat ini kebutuhan akan bawang merah untuk wilayah Bangka Belitung hampir 99% masih didatangkan dari luar daerah sehingga harganya relatif mahal antara Rp 40.000- Rp 50.000 per kilo. Dengan harga yang menjanjikan maka komoditas ini sangat diminati oleh petani di Bangka Belitung.

Namun demikian pengembangan bawang merah di daerah ini masih menghadapi kendala terutama ketersediaan benih yang masih didatangkan dari pulau jawa dengan harga benihnya cukup mahal yaitu Rp 40.000/kg. Rata-rata kebutuhan benih per hektar 1 ton atau Rp 40 juta/ha untuk biaya benihnya saja.

Terkait dengan kebutuhan benih bawang merah, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Bangka Tengah Sajidin berharap agar BPTP Balitbangtan Babel dapat memfasilitasi kegiatan perbenihan bawang merah sekaligus pendampingan teknologi budidaya bawang merah di Kabupaten Bangka Tengah. Pada tahun 2020 luas pengembangan bawang merah di Bangka Tengah seluas 25 ha terdiri dari kegiatan APBN seluas 20 ha dan ABPD seluas 5 ha.

“Kendala dan permasalah pengembangan bawang merah di Kabupaten Bangka Tengah secara umum adalah tentang penyakit utama bawang merah adalah penyakit moler, fusarium dan penyakit kuning pada ujung daun serta kendala ketersediaan benih bawang merah,” kata Sajidin.

Oleh karena itu, Sajidin berharap BPTP Babel bisa melakuan pendampingan di Kabupaten Bangka Tengah. Selain itu PPL akan tetap terus mensupport dan mendampingi petani di lapangan guna meningkatkan produksi bawang merah di wilayahnya.

“Masyarakat pada umumnya membudidayakan bawang merah dengan menggunakan umbi sebagai benih. Sebenarnya benih dengan umbi mempunyai kelemahan, yaitu tidak tahan simpan sehingga setelah musim tanam off-season atau musim hujan, penyediaan benih untuk musim berikutnya menjadi terkendala/terbatas,” ungkap Sajidin.

Sementara itu Kepala BPTP Bangka Belitung, Suharyanto, mengungkapkan salah satu alternatif teknologi yang potensial ingin ditawarkan kepada petani bawang merah di Bangka Tengah untuk mengatasi mahalnya harga benih bawang merah adalah dengan penggunaan biji botani (TSS= True Shallot Seed).

Kelebihan TSS, kata Suharyanto, adalah meningkatkan hasil umbi bawang merah sampai dua kali lipat dibandingkan dengan penggunaan benih umbi, dan bebas dari penyakit tular benih dan virus.

“Selain itu kebutuhan benih TSS bawang merah lebih sedikit (5-7 kg/ha) dibandingkan dengan penggunaan benih umbi (± 1-1,2 ton/ha). Pengangkutan yang lebih mudah, dan daya simpan lebih lama dibanding umbi (1-2 tahun),” ungkap Kepala BPTP Babel, Suharyanto.

Ditambahkannya, penggunaan benih asal biji ini akan mampu menekan biaya produksi 60 persen rendah. Introduksi inovasi TSS ke dalam sistem produksi bawang merah diharapkan memberi dampak luas terhadap peningkatan produksi dan kesejahteraan petani di Bangka Tengah.

Ketua Poktan Karya Gemilang Desa Lubuk Pabrik Kecamatan Lubuk Besar Kabupaten Bangka Tengah, Budiman, menyambut baik kehadiran BPTP Babel yang telah berkenan untuk melakukan pendampingan pengawalan serta akan melakukan perbanyakan benih bawang merah di Kelompok Karya Gemilang yang ia bina saat ini.

Menurutnya, hingga saat ini belum ada penangkar benih bawang merah di Kabupaten Bangka Tengah sehingga biaya untuk pembelian benih bawang merah harus didatangkan dari luar daerah dan harganya cukup mahal.

Saat dikunjungi oleh BPTP Babel, Budiman mengungkapkan untuk menekan biaya produksi, terpaksa benih yang ditanam saat ini seluas 3 hektar menggunakan benih dari hasil panen sendiri dari pertanaman sebelumnya atau hasil panen bulan Pebruari 2020.

Namun kalau dilihat pertumbuhan yang saat ini telah berumur sekita 14 HST kelihatan lumayan bagus dan mudah – mudahan akan terhindar dari serangan penyakit moler atau layu fusarium serta cendawan phytopthora masih menjadi kendala utama.

“Mungkin itu saja pak harapan saya ke depannya agar lebih sering lagi melakukan pendampingan ke kelompoknya untuk mendampingi dalam usaha tani bawang merah ini.

 

Kami sangat berharap agar rencana untuk mengadakan perbenihan bawang merah di Desa Lubuk Besar dapat terwujud sehingga akan meningkatkan produksi dan pendapatan petani. Hasil panen sebelumnya telah mencapai 8-9 ton/ha Bawang Kering Konsumsi (BKK) dan harga jual ditingkat petani Rp 30.000 – Rp 32.000/kg,” pungkas Budiman.

Artikel Terbaru

Pelarian Pario Usai

BERITABANGKA.COM -- Pelarian seorang pelaku pencurian sepeda motor berinisial PH alias Pario (41) akhirnya terhenti. Ia berhasil diamankan Tim Gabungan…

2 bulan Yang lalu

Asep Beri Pengarahan Kepada Jampidum Kejagung RI

BERITABANGKA.COM -- Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Umum (JAM-Pidum) Asep N. Mulyana memberikan pengarahan strategis kepada jajaran Jaksa Agung Muda…

2 bulan Yang lalu

Pj Bupati Bangka Selatan: Teladani Pahlawan, Cintai Negeri

BERITABANGKA.COM – Penjabat sementara Bupati Bangka Selatan, Elfin Elyas, menjelaskan tema peringatan Hari Pahlawan 2024 yang mengusung "Teladani Pahlawanmu, Cintai…

2 bulan Yang lalu

Strategi Inovatif Bangka Belitung Tingkatkan PAD Melalui Optimalisasi Sumber Daya Lokal

BERITABANGKA.COM – Dalam upaya meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD), Provinsi Kepulauan Bangka Belitung siap menerapkan berbagai strategi inovatif yang berfokus…

2 bulan Yang lalu

Divisi Humas Polri Gelar Donor Darah Serentak untuk Peringati Hari Jadi ke-73

BERITABANGKA.COM – Divisi Hubungan Masyarakat (Humas) Kepolisian Republik Indonesia (Polri) mengadakan kegiatan donor darah yang berlangsung serentak di seluruh Polda…

2 bulan Yang lalu

PJ Bupati Bangka Selatan: Pemuda Sebagai Objek Pembangunan

BERITABANGKA.COM – Pemerintah Kabupaten Bangka Selatan menekankan pentingnya peran pemuda dalam pembangunan daerah. Pemuda tidak hanya dipandang sebagai objek pembangunan,…

2 bulan Yang lalu

Ikuti Kami

This website uses cookies.