Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan memutuskan membuka kembali kegiatan pembelajaran tatap muka bagi seluruh sekolah di zona kuning Covid-19.
Langkah itu diambil setelah pemerintah pusat mengadakan riset ihwal dampak pembelajaran jarak jauh (PJJ) secara berkepanjangan bagi peserta didik.
“Efek dari pembelajaran jarak jauh ini secara berkepanjangan bisa sangat negatif dan permanen [bagi peserta didik],” kata Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Anwar Makarim, melalui keterangan virtual pada Jumat (7/8/2020).
Pertama, menurut Nadiem, ialah ancaman putus sekolah bagi peserta didik ketika PJJ tidak optimal diterapkan dalam menunjang proses pembelajaran.
“Kemungkinan beberapa persepsi orang tua berubah mengenai peran sekolah, proses belajar yang tidak optimal sehingga ancaman putus sekolah ini sesuatu yang riil bisa berdampak seumur hidup bagi anak-anak kita,” ujarnya.
Kedua, dia mengatakan PJJ itu tidak optimal dari sisi pencapaian pelajar. Dia beralasan masih ada kesenjangan kualitas dari segi akses teknologi di tengah masyarakat.
“Kita punya risiko generasi dengan learning loss atau loss generation di mana akan ada dampak permanen bagi generasi kita terutama dari jenjang yang muda,” kata dia.
Selain itu, dia menggarisbawahi bakal adanya risiko psikososial ketika peserta didik menempuh PJJ dalam waktu yang panjang di rumah. “Tidak bisa ketemu temannya jadi dampak melakukan PJJ ini riil,” ujarnya.
Menanggapi hal ini Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Bangka Selatan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menyambut baik keputusan pemerintah tersebut. Hal ini dinyatakan Kepala Dinas Pendidikan dan Kabudayaan Bangka Selatan, Sumadi, Minggu (9/8/20).
Untuk di Bangka Selatan, tutur Sumadi, pembelajaran tatap muka yang dimulai Senin (10/8/20) akan selalu menerapkan protokol kesehatan.
Hal ini akan dilaksanakan secara bertahap dimulai dari tingkat SMP yang didahului survey dari Dinas Kesehatan untuk memonitor persiapan satuan pendidikan.
Kebijakan Kemendikbud
Satuan Tugas Penanganan Covid-19 menyatakan bahwa sekolah di wilayah zona kuning sudah dapat mulai melakukan kegiatan belajar secara tatap muka. Namun, pelaksanaannya akan disesuaikan dengan kebijakan Kemendikbud.
Hal itu disampaikan oleh Kepala Satgas Penanganan Covid-19 Doni Monardo dalam konferensi pers virtual, Jumat (7/8/2020).
“Per tanggal 2 Agustus, ada 163 zona kuning yang kiranya nanti akan bisa dilakukan kegiatan belajar tatap muka, tetapi sesuai kebijakan Kemendikbud, polanya hampir sama dengan zona hijau.
Artinya, keputusan untuk memulai sekolah dikembalikan kepada kepada daerah bupati/wali kota dan gubernur, karena para pejabat itulah yang paling tahu [kondisi] di daerah masing-masing,” kata Doni.
BERITABANGKA.COM -- Pelarian seorang pelaku pencurian sepeda motor berinisial PH alias Pario (41) akhirnya terhenti. Ia berhasil diamankan Tim Gabungan…
BERITABANGKA.COM -- Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Umum (JAM-Pidum) Asep N. Mulyana memberikan pengarahan strategis kepada jajaran Jaksa Agung Muda…
BERITABANGKA.COM – Penjabat sementara Bupati Bangka Selatan, Elfin Elyas, menjelaskan tema peringatan Hari Pahlawan 2024 yang mengusung "Teladani Pahlawanmu, Cintai…
BERITABANGKA.COM – Dalam upaya meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD), Provinsi Kepulauan Bangka Belitung siap menerapkan berbagai strategi inovatif yang berfokus…
BERITABANGKA.COM – Divisi Hubungan Masyarakat (Humas) Kepolisian Republik Indonesia (Polri) mengadakan kegiatan donor darah yang berlangsung serentak di seluruh Polda…
BERITABANGKA.COM – Pemerintah Kabupaten Bangka Selatan menekankan pentingnya peran pemuda dalam pembangunan daerah. Pemuda tidak hanya dipandang sebagai objek pembangunan,…
This website uses cookies.