Catatan Fakhruddin Halim

Sekretaris PWI Babel.

LIMA tahun sudah Bang Atal S Depari memimpin PWI Pusat. Dan pada 25-26 September 2023, akan digelar Kongres XXV PWI di El Hotel, Bandung, Jawa Barat.

Pada kongres ini, akan dirumuskan dan ditetapkan arah atau haluan PWI lima tahun kedepan. Lainnya, Bang Atal akan menyampaikan Laporan Pertanggung Jawaban (LPJ) dan akan dipilih Ketua PWI periode lima tahun mendatang. Bang Atal kembali akan maju sebagai kandidat calon Ketum PWI Pusat dalam perhelatan ini.

Tentu, kongres kali ini diharapkan ada rumusan baru yang ditetapkan menyangkut kemajuan dan kiprah PWI mendatang.

Lima tahun bukanlah waktu yang singkat. Dalam perjalanan lima tahun terakhir dinamika PWI cukup tinggi. Terlebih, sejak 2020 hingga 2023 awal, kita menghadapi kondisi pandemi covid 19 yang luar biasa menghantam berbagai sendi kehidupan.

Bangsa ini bahkan dunia pun mengalami bermacam kesulitan. Segalanya berubah. Namun, di tengah situasi yang begitu sulit itu, Bang Atal tidak kehilangan arah. Berbagai upaya terus dilakukan agar roda organisasi tetap bisa berjalan, meski menghadapi kendala yang sangat berat.

Bang Atal pun tetap menjalankan fungsinya sebagai Ketum PWI Pusat. Mengunjungi berbagai daerah dan menyelesaikan berbagai persoalan internal PWI termasuk di daerah yang sebagian cukup kompleks.

Koordinasi pun berjalan lancar dengan daerah baik secara langsung atau offline mau pun lewat WhatsApp, telepon dan aplikasi zoom. Begitu pula jajaran pengurus PWI Pusat lainnya.

Sejumlah persoalan administrasi yang menjadi kebutuhan daerah tidak mengalami hambatan yang berarti. Kami merasakan sangat lancar, cepat dan efisien. Hal ini patut diapresiasi. Memang, tim PWI Pusat yang solid dan lincah sangat membantu kami daerah.

Mulai dari urusan UKW, Kartu Pers PWI dan sejumlah hal ikhwal lainnya yang menjadi kebutuhan daerah lancar jaya diselesaikan.

Selain itu, kami benar-benar merasakan kehadiran pengurus PWI Pusat. Termasuk ketika menghadapi sejumlah persoalan baik di internal daerah, maupun yang berhubungan dengan pihak eksternal. PWI Pusat cepat tanggap dan membantu menyelesaikannya dengan sangat baik.

Sejumlah program daerah pun mendapat dukungan penuh PWI Pusat sehingga dapat berjalan dengan baik.

Kehadiran sosok Ketua Umum PWI pusat dan jajarannya benar-benar kami rasakan. Hal ini, tidak saja membesarkan hati kami, tapi juga meneguhkan posisi khususnya PWI daerah dan kami sebagai pengurus dan anggota PWI lainnya. Hal ini cukup mudah dilihat melalui rekam jejak digital.

Bagi kami pengurus di daerah, sosok Bang Atal dan jajarannya, lebih daripada sebagai Ketua Umum PWI Pusat tapi sudah seperti orang tua yang mengayominya, menuntun dan membantu kami dalam menyelesaikan berbagai persoalan yang kompleks itu. Selain itu, kami merasakan mendapat perlindungan dari organisasi yang menjadi rumah profesi wartawan.

Bang Atal, dengan pembawaan yang low profile, humbel dan terkadang terkesan ceplas ceplos justru membuat kami merasa tak berjarak. Semua orang merasa dekat dengan Bang Atal.

Kita butuh sosok seperti ini, sosok yang tidak birokratis. Sosok yang ‘merakyat’, sosok yang tidak elitis, sosok yang telah mewakafkan waktunya untuk mengurusi PWI sehari 24 jam, seminggu 7 hari dan sebulan 30 hari. Bang Atal datang ke satu PWI daerah, ke PWI daerah lainnya. Meski dalam situasi pandemi covid 19 sekali pun, yang tentu saja mungkin jika orang lain akan berpikir seribu kali untuk mengunjungi daerah dalam situasi itu. Tapi tidak bagi Bang Atal. Dia datang membesarkan hati kami, memompa semangat kami dan memastikan program daerah berjalan.

Memang tidak mudah mengurusi PWI yang punya anggota sudah 15 ribuan ini, yang ada di setiap provinsi bahkan hingga merata di setiap kabupaten.

Apalagi mengharapkan kesempurnaan, pasti tidak akan bisa. Siapapun itu, pasti tidak akan bisa. Justru karena ketidak sempurnaan sebagai manusia itu pula, ruang untuk kita ikut berperan mengurusi dan membesarkan PWI yang sudah besar ini secara aktif agar terus tumbuh selalu ada.

Ruang partisipasi itu sangat terbuka lebar akan buah pikir dan peran nyata kita untuk senantiasa menjaga, dan berkarya untuk PWI, rumah besar kita yang sangat kita cintai. Tinggal mau atau tidak saja.

Akhirnya, tidak ada ucapan yang paling tepat kita ungkapkan dan sampaikan untuk Bang Atal dan jajaran pengurus PWI Pusat, selain bersyukur kepada Allah Swt. atas kepemimpinan selama lima tahun terakhir dan terimakasih atas karya nyata seluruh jajaran pengurus PWI Pusat dan mari kita berkontemplasi sejenak untuk PWI lima tahun kedepan sehingga kita lebih mendengar hati nurani dan khittah PWI.

Selamat bagi kita semua, selamat berkongres, dan sekali lagi terimakasih Bang Atal S Depari. (*)