Proyek Embung Konservasi Kolong Yamin Desa Rias 2022, Abal-Abal : Sebelum ada proyek tidak pernah kering
BANGKA SELATAN, BERITABANGKA.COM – Tujuan pemerintah pusat menyediakan fasilitas pengairan persawahan dikala musim kemarau datang untuk penunjang kesejahteraan petani lokal bertolak belakang dengan hasil yang dikerjakan oleh pelaku proyek.
Hasil proyek pembangunan Embung Konservasi Kolong Yamin Desa Rias, Kecamatan Toboali jauh dari kata layak. Padahal jelas sawah Desa Rias dinobatkan menjadi lumbung pangan nasional beberapa tahun silam. Namun pelaku proyek hanya mengejar untung besar tanpa memikirkan hasil dari kinerja yang mereka lakukan.
Pasalnya, pembangunan yang bersumber dari APBN dengan anggaran senilai 11,3 miliar rupiah, tampaknya belum memberikan faedah atau manfaat terhadap masyarakat sekitar terkhusus kepada petani Desa Rias.
Salah satu Petani Desa Rias, Tono menyatakan rasa kekecewaannya, lantaran embung yang telah menghabiskan uang rakyat belasan miliar rupiah tersebut saat ini mengalami kekeringan parah.
“Kita sangat berharap pembangunan embung kolong Yamin tersebut bisa menjadi penyuplai kebutuhan air bagi petani Desa rias pada musim kemarau. Namun kenyataannya, sangat lucu alih-alih sebagai solusi malah embung nya kering duluan,“ ujar Tono kepada wartawan, Sabtu (16/9/2023).
Menurutnya, tujuan pembangunan proyek tersebut tidak sesuai dengan harapan para petani, dan terkesan pekerjaan yang dilakukan pelaku proyek asal-asalan serta tidak memiliki perencanaan yang matang.
“Sepengetahuan kami puluhan tahun bertani disini. Kolong Yamin (Embung) tidak pernah mengalami kekeringan meski musim kemarau panjang. Namun setelah dibangun proyek tersebut pada tahun 2022 kemarin aneh malah airnya kering duluan ,“ tandasnya.
Ketika dikonfirmasi jejaring media ini, pihak perusahaan yang bertanggung jawab atas pembangunan Embung Kolong Yamin, menyatakan proyek itu telah rampung pada Bulan Oktober 2022 lalu, dan pekerjaan penggalian sesuai dengan kedalaman yang direncanakan yakni hanya penambahan galian dua meter.
Sementara itu, pihak perusahaan berdalih bahwa masalah kekeringan bukan termasuk dalam kapasitas mereka, dan jelas hal kekeringan tersebut dipengaruhi murni oleh faktor alam.
Diketahui, proyek tersebut menjadi bagian penting dari program strategis dalam pengairan lahan pertanian, tetapi hingga saat ini belum memberikan manfaat atau faedah yang diharapkan oleh petani di musim kemarau.
Petani yang mengalami kesulitan air akan terus mencari solusi dan berkomunikasi dengan pihak terkait untuk mencari jalan keluar dari krisis ini.
Tinggalkan Balasan