Proyek KI Sadai Jadi Sorotan DPR RI : Akal-Akalan Pengelola
BERITABANGKA.COM – Proyek Kawasan Industri Sadai (KIS) di Desa Sadai, Kecamatan Tukak Sadai, Kabupaten Bangka Selatan (Basel) menjadi sorotan kalangan wakil rakyat di Komisi VII DPR-RI, Jakarta.
Komisi VII DPR-RI beberapa waktu lalu sempat memanggil pimpinan sejumlah perwakilan perusahaan pengembang kawasan industri di Indonesia termasuk pimpinan atau Direktur Utama (Dirut) PT Ration Bangka Abadi (RBA), Yanto Purba selaku pihak pengembang KIS ikut menghadiri Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Kementerian Perindustrian Indonesia (Kemenprin) RI di gedung DPR-RI, Jakarta, Senin (20/6/2023) lalu.
Dalam kegiatan RDP itu pimpinan atau ketua rapat Sugeng Suparwoto selaku ketua Komisi VII DPR-RI asal fraksi partai Nasdem bersama 20 anggota lainnya termasuk Bambang Patijaya (BPJ) anggota DPR-RI Dapil Bangka Belitung dan juga anggota Komisi VII DPR-RI tampak hadir.
Selain itu, hadir dari pihak Kementerian Perindustrian yakni Direktorat Jenderal Ketahanan, Perwilayahan, dan Akses Industri Internasional atau KPAII dan Direktorat Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE).
Mengutip rekaman dari video live streaming melalui akun resmi youtube Komisi VII DPR-RI Chanel tersiar di media sosial, Selasa (20/6/2023) lalu. Bambang Pati Jaya saat kegiatan RDP sempat mengomentari seputar proyek strategis nasional dan industri nikel di Indonesia namun ia tidak mendetail menyoroti persoalan mega proyek KIS yang ada di Basel awal dibangun masa Justiar Noer masih menjabat Bupati, namun saat ini proyek KIS Basel diduga sedang diselimuti dan dirundung masalah.
Bambang justru menegaskan jika ia bersama Komisi VII DPR-RI sesungguhnya ditugaskan untuk mengawal seluruh proyek strategis nasional di negara Indonesia.
“Komisi VII selalu mengawal program pemerintah dalam fungsi pengawasan sebagai kemitraan, Jadi bagaimana menjalankan transformasi ekonomi tersebut,” kata Bambang.
Politisi asal Golkar ini berharap seluruh proyek kawasan industri yang tersebar di wilayah Indonesia bukan hanya sekedar kepentingan politik semata namun sebaliknya.
Ngaku Perusahaan Terbaik Kini Proyek Triliunan Malah Terancam ‘Macet’
Dirut PT RBA, Yanto Purba
Sementara Dirut PT RBA, Yanto Purba dalam paparannya dihadapan Komisi VII DPR-RI ia meyakinkan jika pihaknya yakni PT RBA selaku pengelola KIS Basel justru telah merencanakan penetapan tata ruang terpadu (RDTR) sebagai Kota Baru, bahkan Yanto mengaku jika lahan lokasi pembangunan KIS Basel telah sesuai dengan aturan maupun peraturan daerah (Perda). Yanto sendiri mengaku jika pelaksanaan perencanaan tata ruang untuk KIS Basel justru pihaknya (PT RBA) mendapat peringkat terbaik di tingkat nasional.
“Rencana tata ruang untuk Kabupaten Bangka Selatan di tingkat pusat kita mendapat prestasi terbaik,” sebut Yanto. Hanya saja menurutnya ada kendala dalam proses pelaksanaan kegiatan pembangunan KIS Basel ini dikarenakan tak ada sumber sarana air baku.
Lanjutnya, saat ini telah dilakukan pelaksanaan proses pembangunan sarana air baku (Reservoir Air System) di lokasi KIS Basel. Dalam kegiatan ini menurutnya disuport oleh pihak pemerintah daerah melalui sisa anggaran proyek tahun 2023 atau bukan dari sana/anggaran APBN.
Padahal diketahui, pelaksanaan Reservoir Air System atau sarana air baku kini sedang proses penyelesaian dan kini masih berjalan di lokasi KIS Basel, sedangkan fakta yang terjadi anggaran untuk kegiatan proyek ini justru bersumber dari APBN TA 2023 senilai Rp 75,4 M lebih. Namun Yanto sebelumnya di hadapan Komisi VII saat RDP justru mengaku jika anggaran pembangunan sarana air baku (Reservoir Air System) dikatakannya menggunakan anggaran sisa lelang proyek tahun 2023.
“Jadi bukan dari APBN tapi dana sisa anggaran lelang proyek tahun ini (2023 — red),” terang Yanto. (Ryan Prakarsa)
sumber: Babel Today
Tinggalkan Balasan