TOBOALI, BERITABANGKA.COM – Rutin dilakukan setiap tahun, kaum Tionghoa Toboali, sembahyang rebut atau Chit Ngiat Pan di Kelenteng Dewi Sinmu Toboali, Bangka Selatan, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

Dalam ritual berbagai persembahan termasuk makanan kecil, hingga daging hewan dipersembahkan kepada raja dewa hantu.

Termasuk ornamen lambang seperti lukisan dan patung serta persembahan. Disajikan diatas pelataran kelenteng.

Sembahyang rebut Tiong Hoa adalah satu ritual para kaum Tionghoa menyembah dewa hantu yang diyakini mereka sebagai penolak kesialan.

Salah satu pengurus Kelenteng Dewi Sin Mu, Budi menjelaskan sembahyang ini rutin dilakukan setiap tahun.

“Sembahyang Rebut atau yang sering di sebut Chit Ngiat Pan dalam Bahasa Hakka dimana “Chit” yang berarti “Tujuh”, “Ngiat” yang juga bermakna “Bulan”, dan “Pan” yang berarti “Setengah” atau “Sebagian”. Ini merupakan ritual kami rutin, setiap tahun dilakukan,” ujarnya kepada Berita Bangka.com Selasa (29/8) malam.

Menurutnya, ritual ini dilakukan sebagai bentuk penghormatan kepada para leluhur.

“Sebagai penghormatan kaum Tionghoa kepada para Dewa Hantu,” katanya.

Ia berharap, pasca ritual sembahyang rebut tahun ini dapat membawa dampak positif kepada seluruh masyarakat Toboali.