2 dari 3 halaman

“Masyarakat pada umumnya membudidayakan bawang merah dengan menggunakan umbi sebagai benih. Sebenarnya benih dengan umbi mempunyai kelemahan, yaitu tidak tahan simpan sehingga setelah musim tanam off-season atau musim hujan, penyediaan benih untuk musim berikutnya menjadi terkendala/terbatas,” ungkap Sajidin.

Sementara itu Kepala BPTP Bangka Belitung, Suharyanto, mengungkapkan salah satu alternatif teknologi yang potensial ingin ditawarkan kepada petani bawang merah di Bangka Tengah untuk mengatasi mahalnya harga benih bawang merah adalah dengan penggunaan biji botani (TSS= True Shallot Seed).

Kelebihan TSS, kata Suharyanto, adalah meningkatkan hasil umbi bawang merah sampai dua kali lipat dibandingkan dengan penggunaan benih umbi, dan bebas dari penyakit tular benih dan virus.

“Selain itu kebutuhan benih TSS bawang merah lebih sedikit (5-7 kg/ha) dibandingkan dengan penggunaan benih umbi (± 1-1,2 ton/ha). Pengangkutan yang lebih mudah, dan daya simpan lebih lama dibanding umbi (1-2 tahun),” ungkap Kepala BPTP Babel, Suharyanto.

Ditambahkannya, penggunaan benih asal biji ini akan mampu menekan biaya produksi 60 persen rendah. Introduksi inovasi TSS ke dalam sistem produksi bawang merah diharapkan memberi dampak luas terhadap peningkatan produksi dan kesejahteraan petani di Bangka Tengah.

Ketua Poktan Karya Gemilang Desa Lubuk Pabrik Kecamatan Lubuk Besar Kabupaten Bangka Tengah, Budiman, menyambut baik kehadiran BPTP Babel yang telah berkenan untuk melakukan pendampingan pengawalan serta akan melakukan perbanyakan benih bawang merah di Kelompok Karya Gemilang yang ia bina saat ini.